
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Kherson di Ukraina, Ihor Kolykhaiev mengatakan bahwa militer negaranya tidak lagi berada di kota.
Ia mengaku bahwa warganya kini harus melaksanakan instruksi dari "orang-orang bersenjata yang datang ke pemerintahan kota".
Ini mengindikasikan bahwa Kherson telah jatuh di bawah kendali Rusia.
Dilaporkan CNN, pengumuman yang diposting di Facebook ini menyusul tekanan militer Rusia terhadap Kherson sejak beberapa hari yang lalu.
Kherson merupakan sebuah kota berpenduduk 300.000 orang, yang terletak secara strategis di tepi Sungai Dnieper di dekat tempat ia mengalir ke Laut Hitam.
Baca juga: Rusia Gempur Kota Pelabuhan Ukraina, Wali Kota Mariupol Siap Melawan
Baca juga: Ukraina Sebut Pertempuran Masih Berlangsung di Kherson, Walikota Minta Rusia Tak Tembak Warga Sipil
Pada Rabu (2/3/2022) di Kyiv, Wali Kota Kolykhaiev membantah klaim Rusia yang mengaku sudah menguasai Kherson.
Kolykhaiev saat itu menyebut bahwa pasukan Ukraina masih bertempur di beberapa bagian kota.
Namun menurut postingan terbaru, pasukan Ukraina dikatakan telah pergi.
Wali Kota Kolykhaiev juga mengatakan kepada New York Times dalam sebuah wawancara, bahwa sekitar 10 perwira Rusia bersenjata, termasuk komandan pasukan yang menyerang kota, memasuki gedung balai kota pada Rabu.
Dia mengaku diberitahu oleh perwira Rusia bahwa mereka berencana untuk mendirikan pemerintahan baru yang serupa dengan yang ada di dua kantong separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Comments
0 comment